tombol pencarian

Rabu, 06 April 2011

Dzikir keselarasan antara hati Dan lisan


Dzikir keselarasan antara hati Dan lisan
Melihat demikian besarnya fadhilah dzikir, wajar jika banyak orang yang berusaha memburunya dan semangat memburunya dan semangat mengamalkannya. Dan memang ,firman Allah :“dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kalian beruntung”, (QR.alanfal:45) Rasulullah juga bersabda,” hendaklah lisanmumu selalu basah dengan dzikrullah. (HR.tirmidzi dan ibnu majah)
Dengan berbekal pemahaman yang dimiliki, masing-masing orang mengamalkan dzikir dengan  metode bervariasi. Ada yang  pada waktu tertentu membaca wirid “amalan” semisal tahmid dan shlat ribuan kali, ada juga yang berkumpul didalam mesjid sambil menangis. Ada pula yang malah menggunkan zdikir, dengan dicampur ramalan mantra sebagai aji penghasilan , pelarisan dan lainnya yang termasuk kesyirikan.
Maka tidak semua orang yang berzdikir bisa mendapat manfaat dari dzikir. Hanya mereka yang dzikirnya benar dan sesuai sunnah lah yang dapat meraihnya. Sedang bagaimana zdikir yang shahih menurut sunnah, para ulama telah banyak yang menjelaskan.
Dzikir hati dan lisan
Adalah salah jika dzikir dipahami sebagai ucapan-ucapan lisan saja. Sehingga tak jarang, seseorang hanya mengandalkan jumlah dzikir hingga ribuan kali, meski tak meresap kedalam hati.
Imam ibnul qayim al jausiyah membagi dzikir menjadi tiga ; dzikir hati, dzikir lisan, dan dzikir yang menyelaraskan antara hati dan lisan.
Dzikir hati adalah keadaan dimana seseorang hamba ingat kepada rabbnya, merasa terawasi dan adanya perasaan takut (khasayah) dan pengagungan (ta’zhim).kebalikannya adalah ghaflah, yaitu kondisi hati yang lalai , lupa akan rabbnya dan terbuai urusan dunia. Dzikir lisan adalah ucapan-ucapan yang dilafazhkan lisan, akan tetapi hanya sampai pada ‘tenggorokan’.  Artinya, meski lisannya mengucapkan namun sejatinya hatinya lalai dan tidak memprdulikan. Dan yang palingsempurna adalah yang ketiga. Berangkat dari hati yang selalu ingat akan allah, lisanpun akan bergerak melantunkan pujian, pengagungan dan permohonan. Sehingga dzikir benar-benar kusyu’. Jika itu berupa pujian pada-Nya,maka itu adalah pujian yang tulus dari hati, jika berupa takbir (pengagungan ) , maka memang benar-benar berangkat dari kerendahan hati dan penghambaan pengucapannya, atau jika kalimat istighfar, maka permohonan ampun itu memang berasal dari hati yag menyesal.
Allah berfirman,: “dan sebutlah (nama) tuhanmu dalam hatimu (jiwamu) dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QR.ala’raf:205)
Dzikir bid’ah yang tak berfa’edah
Penyakit satu ini memang harus benar-benar diwaspadai karena sering kali susah dikenali. Pencegahannya adalah dengan hanya mencukupkan diri dengan apa yang disyariatkan dan tidak berusaha membuat penambahan.
Ada dua jenis dzikir menurut ulama ;yang muqaiyyat dan yang mutlaq. Dzikir muqaiyyat adalah dzikir yang terikat waktu dan bacaannya ditentukan syariat. Untuk zdikir ini, tidak selayaknya kita menambah-nambahi dengan lafazh sendiri. Misalnya dzikir-dzikir tertentu saat tawaf ,shalat, memasukkan jenazah kedalam kubur dan lainnya. Sedang dzikir yang bersift mutlaq adalah dzikir yang secar umum tidak dibatasi waktu, tempat maupun jumlah bacaannya. Seperti istighfar, tahmid, tahlil dan lainnyayang kita bisa memperbanyak jumlah bacaannya.
Dzikir mutlaq memang tidak dibatasi jumlahnya, akan tetapi tetap bisa menjadi bidah jika pelaksanaannya dilakukan di ats kuburan wali, atau zdikir sambil menari, diiringi musik atau yang lainnya.
Mengerti maknanya
Bagaimana mungkin bisa menghayati dan memberi kesan jika tidak tahu apa makna kalimat yang diucapkan. Sebisa munngkin kitapelajari arti dan makna-maknanyadari kalimat dzikir yang kita baca. Sehingga  jika kita bertaqbir  misalnya maka dari kalimat yang kita ucapkan hat dapat menerangkan kebesaran dan keagungan allah. Jika kita bertahmid hati dapat mengingat, betapa  besar karunia yang diberikan Allah.
Dalam kitab al fawa’id dikatakan ,” dzikir yang paling baik adalah doa dan dzikkir yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan di amalkan dengan perbuatan yaitu yang di contohkan oleh rasulullah saw dan orang yang membacanya memahami maknanya dan apa yang terkandung didalamnya,”.

Menjaga adab berdzikir
Beberapa adab dalam berdzikir diantaranya ;tidak dilakukan dengan berlebihan dan riya’ atau khusu’ yang dibuat-buat, tidak mengeraskan  suara (QR. Ala’raaf: 55), tidak berzdikir saat khatib jumat tengah berkhutbah, memulai dan mengakhiri dengan hamdalah dan tidak menentukan batasan jumlah tanpa dalil yang sah.
Dari hati yang selalu ingat kepada allah, lisan yang selalu menyebut asma allah, maka semestinya jiks organ lain pun ikut larut dalam amal ketaatan. Menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Sehingga said bin  jubair berkata “setiap orang yang beramal karena allah adalah orang yang sedang berdzikirkepada-Nya.” Wallahua’lam bishawab.

Tidak ada komentar:

blog

Berita 86

dapat uang

recomended

bisnis paling gratis